Sunday 14 February 2010

ShaM..


Salam, kali ini aku menulis sebuah cerpen yang berkisar kepada kehidupan seorang lelaki yang bernama Sham...:). (Cerita ini hanya rekaan se mata mata..)

Kita sebagai manusia, memang banyak kelemahannya.Tidak menuduh sesiapa. Diri kau sendiri.Rasanya telah banyak yang aku lalui dan telah banyak yang aku buat silap. Tapi setiap kali ingin perbaiki, setiap kali itulah ada sahaja bisikan syaitan yang tidak mengizinkan aku melangkah untuk melakukan kebaikan.Manusia apakah aku ini?

Teringat semasa kecil, meningkat remaja dan menjadi dewasa, telah banyak suara suara yang mendorong kita berbuat kebaikan dan kebajikan. Tetapi semua itu telah ditenggelamkan oleh suara suara untuk mengajak ke arah keseronokan. Aku termenung sendirian.Fikiran aku berkecamuk. Aku keluar anjung rumah sewaku yang terletak di tengah tengah kota yang tidak pernah tidur. Di luar sana riuh rendah suara remaja remaja dan muda mudi kota yang seronok dan gembira.Tenggelam di dalam arus keseronokan dan kemaksiatan. Tidak kenal apa itu dosa pahala. Tidak kenal apa itu haram halal.

Masih terngiang-ngiang di dalama kepala ku, akan sapaan seorang gadis suatu sedang aku menunggu putra LRT di KL Central di ibukota."Ermm...saudara, boleh saya tumpang bertanya, di mana kaunter tiket untuk pergi ke Gombak dengan Putra LRT?" tanya gadis tersebut. Aku menjadi gagap seketika. Mataku liar tak menentu. "Wah...cunnya awek ini", bisik hati kecilku. Gadis tersebut mengenakan baju kurung warna biru lembut dengan tudung hitam yang jelas menampakkan keayuan wajahnya."Emm..saudari boleh pergi ke kaunter sebelah kiri sana", sambil tangan ku menuding jari ke arah kaunter tersebut. "Kebetulan saya pun baru sahaja membeli satu tiket ke Gombak", kataku perlahan sambil tersenyum. Di dalam hatiku, ingin sekali aku mengenal gadis ini. Akupun berjalan menuju ke kaunter tersebut diiringi oleh gadis yang baru saja menyapa aku tadi. Gadis tersebut tersenyum dan akur mengikut jejak langkahku kaunter tersebut.

"Terimakasih saudara. Sebenarnya saya baru saja sampai ke sini dan tidak tahu arah ke Gombak dengan LRT. Tadi saya ke sini dengan teksi saja. Itupun mahal bayarannya", kata gadis tersebut setelah dia mendapatkan tiket LRTnya."Saya sham, nama saudari siapa"?, tanyaku sambil aku menolong mengangkat salah satu begnya ke tepi, di tempat yang lengang sedikit." Oh! lupa pulak, panggil saja saya Sha,", jawabnya dengan lembut."Eh!, kebetulan pulak, Sham dan Sha, kataku sambil tertawa perlahan lahan."Mungkin ini suratan atau kebetulan sahaja", kata Sha yang mula menguntumkan senyuman yang sangat menawan. "Rasanya kita ada masa lagi untuk minum", pelawaku. "Mmmm, ok juga", jawab Sha sambil melihat jam di tangannya. "Boleh kita bercerita lagi tentang diri masing2 sambil membasahkan tekak dan mengisi perut", kataku yang memang sejak tadi lagi memang terasa lapar.Sha melihatku sambil tersenyum dan kami sama sama menuju ke sebuah restoran yang berhampiran.

(bersambung..)